Resume fungsi hormon Auksin,
Giberelin, Sitokinin, dan Asam absisat.
Auksin
Auksin merupakan
zat pengatur tumbuh yang dapat mempengaruhi pertambahan panjang batang,
pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apical, serta gerak fototropisme
dan geotropisme. Auksin pertama kali ditemukan oleh Charles Darwin dan putranya
pada abad ke-19. Auksin disintesis di meristem apikal tunas ujung, daun muda,
embrio dalam biji. Aktivitasnya meliputi perangsangan dan penghambatan
pertumbuhan tergantung pada konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda
memberikan respon yang berbeda pula terhadap kadar auksin yang dapat merangsang
atau menghambatnya. Pada kultur jaringan auksin berperan untuk merangsang
pertumbuhan kalus, akar, suspensi sel dan organ.
Giberelin
Giberelin
ditemukan di jepang ketika ekstrak jamur Gibberela fujikuroi yang menyerang
tanaman padi dapat menimbulkan gejala yang sama pada waktu disemprotkan pada
tanaman yang sehat. Karakteristik dari penyakit ini adalah menyebabkan
pemanjangan ruas-ruas yang berlebihan sehingga menyebabkan tumbuhan mudah
rebah. Kerja utama giberelin merangsang pemanjangan. Banyak tumbuhan yang
secara genetik kerdil, bila diberi giberelin akan tumbuh memanjang. Disamping
merangsang proses pemanjangan, giberelin juga bermanfaat dalam proses
pembungaan, perkecambahan biji, dan menghilangkan dormansi. Giberelin dapat
berinteraksi dengan hormon lain dan di dalam tubuh tumbuhan bergerak bebas
serta angkutan dan distribusinya tidak
polar seperti auksin. Tempat dihasilkan giberelin adalah di meristem apikal
tunas ujung dan akar, daun muda, serta
embrio. Gerelin berguna untuk diferensiasi atau perbanyakan fungsi sel terutama
pembentukan kalus.
Sitokinin
Sitokinin
mengandung bahan yang penting untuk merangsang pembelahan sel yang diisolasi
dari bagian tumbuhan. F Skoog menemukan zat yang memberikan efek demikian dari
DNA hewan yang kemudian diketahui sebagai 6 furfuril aminopurin yang
selanjutnya diberi nama kinetin. Senyawa sintetik yang lain seperti 6
benzilaminopurin diketahui memberikan efek yang sama dengan kinetin dan diberi
nama kinin. Hormone dan senyawa- senyawa yang memberikan pengaruh pada
pembelahan sekarang disebut sitokinin (hormon yang merangsang sitokinesis)
Sitokinin juga berpengaruh pada pertumbuhan dan diferensiasi akar, dan pertumbuhan
secara umum, mendorong perkecambahan;,dan menunda penuaan. Tempat dihasilkannya
sitokinin adalah pada akar, embrio dan
buah, berpindah dari akar ke organ lain. Sitokinin berperan dalam menstimulus
pembelahan sel dan merangsang tunas pucuk pada kultur tanaman.
Asam
absisat (ABA)
Senyawa ini
berperan dalam memelihara dormansi dari pada proses absisi pada daun. Ditemukan
oleh ahli fisiologi Inggris P.F Wareing dan kelompoknya oleh kelompok Amerika
dibawah pimpinan F.T Addicot yang menamakan senyawa tersebut sebagai dormin dan
absisin II. Sekarang senyawa tersebut dikenan dengan nama asam absisat (ABA)
dan menyebabkan dormansi pada biji. ABA yang dihasilkan ini aktivitasnya dapat
melawan kerja giberelin pada beberapa tumbuhan dan memiliki struktur yang mirip
dengan giberelin. Selain dapat mempertahankan dormansi, asam absisat juga
berperan sebagai penghambat pertumbuhan dan merangsang penutupan stomata pada
waktu kekurangan air. Asam absisat dihasilkan di daun, batang, akar, dan buah yang berwarna
hijau.