Senin, 28 Mei 2012

Metagenesis atau Pergiliran Keturunan Paku

Metagenesis atau Pergiliran Keturunan Paku
 
Pada metagenesis tumbuhan paku, baik pada paku homospora, paku heterospora, ataupun paku peralihan, pada prinsipnya sama. Ketika ada spora yang jatuh di tempat yang cocok, spora tadi akan berkembang menjadi protalium yang merupakan generasi penghasil gamet atau biasa disebut sebagai generasi gametofit, yang akan segera membentuk anteredium yang akan menghasilkan spermatozoid dan arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Ketika spermatozoid dan ovum bertemu, akan terbentuk zigot yang diploid yang akan segera berkembang menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari merupakan generasi sporofit karena mampu membentuk sporangium yang akan menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya. Apabila kita amati daun tumbuhan paku penghasil spora (sporofil), di sana akan kita jumpai organ-organ khusus pembentuk spora. Spora dihasilkan dan dibentuk dalam suatu wadah yang disebut sebagai sporangium. Biasanya sporangium pada tumbuhan paku terkumpul pada permukaan bawah daun.

 


Daftar Pustaka: http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/pterydophyta-tumbuhan-paku.html
                        http://dhifanhanifan.blogspot.com/2011/02/metagenesis-lumut-dan-paku.html
 
 

Resume fungsi hormon Auksin, Giberelin, Sitokinin, dan Asam absisat.


Resume fungsi hormon Auksin, Giberelin, Sitokinin, dan Asam absisat.

Auksin
Auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah,  dominansi apical, serta gerak fototropisme dan geotropisme. Auksin pertama kali ditemukan oleh Charles Darwin dan putranya pada abad ke-19. Auksin disintesis di meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji. Aktivitasnya meliputi perangsangan dan penghambatan pertumbuhan tergantung pada konsentrasi auksinnya. Jaringan yang berbeda memberikan respon yang berbeda pula terhadap kadar auksin yang dapat merangsang atau menghambatnya. Pada kultur jaringan auksin berperan untuk merangsang pertumbuhan kalus, akar, suspensi sel dan organ.



Giberelin
Giberelin ditemukan di jepang ketika ekstrak jamur Gibberela fujikuroi yang menyerang tanaman padi dapat menimbulkan gejala yang sama pada waktu disemprotkan pada tanaman yang sehat. Karakteristik dari penyakit ini adalah menyebabkan pemanjangan ruas-ruas yang berlebihan sehingga menyebabkan tumbuhan mudah rebah. Kerja utama giberelin merangsang pemanjangan. Banyak tumbuhan yang secara genetik kerdil, bila diberi giberelin akan tumbuh memanjang. Disamping merangsang proses pemanjangan, giberelin juga bermanfaat dalam proses pembungaan, perkecambahan biji, dan menghilangkan dormansi. Giberelin dapat berinteraksi dengan hormon lain dan di dalam tubuh tumbuhan bergerak bebas serta angkutan  dan distribusinya tidak polar seperti auksin. Tempat dihasilkan giberelin adalah di meristem apikal tunas ujung dan akar,  daun muda, serta embrio. Gerelin berguna untuk diferensiasi atau perbanyakan fungsi sel terutama pembentukan kalus.


Sitokinin
Sitokinin mengandung bahan yang penting untuk merangsang pembelahan sel yang diisolasi dari bagian tumbuhan. F Skoog menemukan zat yang memberikan efek demikian dari DNA hewan yang kemudian diketahui sebagai 6 furfuril aminopurin yang selanjutnya diberi nama kinetin. Senyawa sintetik yang lain seperti 6 benzilaminopurin diketahui memberikan efek yang sama dengan kinetin dan diberi nama kinin. Hormone dan senyawa- senyawa yang memberikan pengaruh pada pembelahan sekarang disebut sitokinin (hormon yang merangsang sitokinesis) Sitokinin juga berpengaruh pada pertumbuhan dan diferensiasi akar, dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan;,dan menunda penuaan. Tempat dihasilkannya sitokinin adalah  pada akar, embrio dan buah, berpindah dari akar ke organ lain. Sitokinin berperan dalam menstimulus pembelahan sel dan merangsang tunas pucuk pada kultur tanaman.


Asam absisat (ABA)
Senyawa ini berperan dalam memelihara dormansi dari pada proses absisi pada daun. Ditemukan oleh ahli fisiologi Inggris P.F Wareing dan kelompoknya oleh kelompok Amerika dibawah pimpinan F.T Addicot yang menamakan senyawa tersebut sebagai dormin dan absisin II. Sekarang senyawa tersebut dikenan dengan nama asam absisat (ABA) dan menyebabkan dormansi pada biji. ABA yang dihasilkan ini aktivitasnya dapat melawan kerja giberelin pada beberapa tumbuhan dan memiliki struktur yang mirip dengan giberelin. Selain dapat mempertahankan dormansi, asam absisat juga berperan sebagai penghambat pertumbuhan dan merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air. Asam absisat dihasilkan di  daun, batang, akar, dan buah yang berwarna hijau.

Sabtu, 12 Mei 2012

Pembuahan pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)

Setelah terjadi peristiwa penyerbukan, serbuk sari kemudian mengalami pertumbuhan menjadi buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari bergerak menuju ke bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah. Sementara serbuk sari tumbuh membentuk buluh serbuk sari, inti sel serbuk sari membelah menjadi dua, yaitu inti vegetatif dan inti generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi inti spermatozoid I dan inti spermatozoid II. Inti vegetatif berada pada paling depan dalam buluh serbuk sari sebagai penunjuk jalan ke bakal biji diikuti inti spermatozoid I dan inti spermatozoid II.

Di dalam bakal biji terjadi pembentukan sel telur. Inti sel telur berasal dari inti kandung lembaga. Inti kandung lembaga membelah berulang-ulang sehingga menghasilkan 8 inti. Tiga inti yang berada di daerah kalaza disebut antipoda. Dua inti di tengah bergabung membentuk inti kandung lembaga sekunder dan tiga inti yang lain menempatkan diri di dekat mikrofil. 2 inti pengapitnya disebut sinergid, sedangkan yang diapitnya disebut ovum (sel telur). Setelah selesai pembentukan sel telur, berarti sel telur siap dibuahi. Dua inti spermatozoid dalam buluh serbuk sari masuk ke dalam kandung lembaga melalui mikrofil.
1. Inti spermatozoid I melebur dengan inti sel telur membentuk zigot yang akan berkembang menjadi embrio.
2. Inti spermatozoid II melebur dengan inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperm (cadangan makanan).

Dalam proses pembuahan pada tumbuhan biji tertutup, terjadi dua macam pembuahan, maka disebut pembuahan ganda.

Pada tumbuhan biji terbuka, alat penghasil sel kelamin betina disebut strobilus betina, sedangkan alat penghasil sel kelamin jantan disebut strobilus jantan. Spermatozoid yang dihasilkan oleh serbuk sari akan membuahi sel telur sehingga dihasilkan zigot saja dan inti vegetatif melebur. Maka pembuahan pada tumbuhan biji terbuka disebut pembuahan tunggal.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2194434-pembuahan-pada-tumbuhan-biji-tertutup/#ixzz1ueXRxhGD